kenapa orang – orang disini terlihat lebih muda dari umurnya?
karena disini kami bahagia.
penggalan percakapan semalam, sambil aku berkutat dengan kwitansi dan laporan keuangan yang seharusnya kamu selesaikan.
begitukah?, tanyamu.
iyah, memang begitu. karena kami bahagia.
mungkin kamu lupa, beberapa malam sebelumnya, sambil kita bercakap – cakap di tengah bisingnya legian, pada pertemuan pertama. kukatakan padamu,
disini kebahagiaan itu murah. setidaknya buatku.
seperti malam itu, kita berjalan kaki menyusuri pantai. mampir ke toko 24 jam untuk sebotol bir. berhenti sejenak melihat ombak dan berpasang pemudi yang sedang kencan. hampir tengah malam, tapi kuta memang tak pernah padam. selalu saja ada yang terjaga, entah hanya untuk sebotol bir seperti kita, atau menenggelamkan diri di tengah musik yang hingar bingarnya memekakkan telinga.
bergabung untuk segelas tequila slammer atau segelas arak murahan adalah sebuah pilihan.
sama halnya dengan tempat – tempat hiburan yang berceceran di sepanjang jalan dan gang – gang sempit berbau comberan. lengkap dnegan wanita – wanita bergaun malam dan lelaki – lelaki yang hanya bercelana pendek atau malah justru bertelanjang dada. toko 24 jam yang terasnya tak pernah sepi, oleh pemuda-pemuda yang cekikikan.
dan berada di antara hingar bingar klub malam yang menguras uang, atau hanya duduk – duduk bermodal uang lima ribuan pun adalah sebuah pilihan.
juga tentang pantai yang bertebaran dimana – mana. tentang gunung. hujan. atau sekedar bangku panjang untuk melepas lelah dari sebuah perjalanan. dan disini waktu berjalan lebih lambat dibanding kotamu.
kami masih sempat sekedar duduk – duduk menikmati segelas kopi sepulang kerja, atau rujakan di pantai kuta membaur dengan bergerombol orang disana. kami masih sempat untuk berkumpul makan pizza sambil bercakap tentang apa saja. dan kami punya banyak sekali waktu untuk bertemu orang – orang menyenangkan dan tertawa – tawa.
disini kami masih menjadi manusia.
Leave a Reply