Bandung..aku datang !!
Gambir bang !
Tukang ojek itu menghidupkan motornya. Dan sore itu melajulah aku ke stasiun Gambir. Mungkin ini adalah kali keberapanya aku pulang ke Bandung. Namun, tiap kepulangan selalu membawa kegembiraan tersendiri. Jujur saja, aku tidak menikmati kota Jakarta ini. Banyak hal yang tidak masuk dalam logikaku terjadi disini. Dan banyak orang-orang dengan karakter aneh yang kutemui juga. Sedangkan bandung mirip dengan tanah kelahiranku. Lingkungannya, orang-orang dan juga suasananya. Mungkin itu yang menyebabkan aku betah di bandung.
Pukul 17.50 WIB
Aku turun dan setengah berlari menuju loket tiket. Tadi aku lihat di internet, kereta berikutnya jam 1/2 tujuh malam. “Mudah-mudahan dapet tiket” kataku dalam hati. Di depan loket ternyata antrian sudah panjang. Aku lihat antrian kelas argo hanya sedikit, setelah kupastikan ternyata kereta berangkat pukul 20.30 malam. “Terlalu malam untukku”. Kalo aku berangkat terlalu malam, aku takut temanku tak jadi menjemputku. Antrian kelas bisnis dan eksekutif juga panjang.
Akhirnya aku memutuskan untuk berdiri diantrian kelas eksekutif, karena pengantrinya lebih sedikit daripada kelas bisnis. Tiba-tiba ada yang menanyaiku “mas ini kereta yang jam berapa ?”. “Eh iya jam berapa ya ?” dalam hatiku. Lalu aku dan lelaki itu bertanya ke ibu yang antri di depanku. “Jam setengah delapan mas”jawab ibu itu. Lelaki itu kemudian mengucapkan terima kasih dan berlari ke loket. Aku juga mengikutinya. Karena aku pikir aku tadi mengantri untuk kereta 1/2 7. Ternyata benar, itu kereta setengah delapan. Masih ada kereta setengah tujuh, tapi tempat duduk telah habis. Aku memutuskan untuk naik kereta setengah tujuh dengan resiko duduk dibawah.
Setengah jam menunggu, aku membeli roti sosis dan koran.
Pukul 18.30
Kereta datang. Aku masuk ke satu gerbong, mencari tempat diantara sambungan kereta. Bau pesing menyengat. Akhirnya kuputuskan untuk pindah ke kereta restorasi. Tak kusangka, ternyata banyak orang disana. Aku pikir jumat malam bukan hari yang ramai untuk balik ke bandung.”Ya sudahlah, daripada bau pesing di sambungan, mending disini” batinku. Aku mengambil salah satu tempat. Disebelah kiriku seorang bapak-bapak dengan topi hitam dan pin-up raider berdiri, dan disebelah kananku, ibu-ibu tua berjilbab sedang asyik menata tempat untuk duduk.
Orang-orang mulai mencari tempat untuk duduk. Aku sudah duduk bersila dibawah. Membuka roti sosisku dan melanjutkan bacaanku tadi. Tak peduli dengan orang yang lalu lalang mencari tempat, serta petugas-petugas kereta yang membawa minuman dan makanan untuk dijual.
Kulihat sekitarku, bapak yang berdiri disebelahku masih tetap berdiri, ibu yg tadi duduk disebelahku sudah berpindah tempat. Rupanya ia duduk didepan pintu kamar petugas kereta api. Penumpang yang lain ada yang sudah tertidur, ada yang melamun, merokok, dan ada pula yang masih mengobrol. Tiap orang punya kesibukan masing-masing. Senang rasanya melihat kesibukan seperti ini, mengamati sesuatu, mengamati orang lain melakukan akitivitasnya masing-masing.
Seorang petugas membawa sebuah bantal lewat. Seorang ibu yang berdiri dua deret disebelahku bertanya “Mas ada bantalnya gak ?”. “Ntar ya bu, ada di depan” sahut petugas itu. Tak lama kemudian si ibu pergi ke depan. Kemudian ia balik membawa bantal untuk alas duduknya. Aku hanya diam, karena kupikir kalau aku kedepan, tempat dudukku akan diambil orang lain. Nanti saja kutunggu petugas itu datang lagi.
Petugas itu kemudian balik lagi. Aku menanyainya “Mas ada bantal ?”. Bapak-bapak disebelahku juga
menanyakan hal yang sama. “Se-et” jawabnya. “Ah sial” makiku. Kini aku harus duduk tanpa alas bantal. Bisa tambah tepos pantatku ini.
Setengah jam kemudian aku sudah mengantuk. Kutarik kakiku, lalu kusenderkan kepalaku dikakiku. Dan aku tertidur ditengah hiruk pikuk suara kereta dan suara orang yang berbicara. Lupa dengan sekitar dan lupa dengan bantal yang tak kudapatkan.
“Brakkk”
Lalu kakiku terasa dingin. Aku mendongakkan kepala.
“Hati-hati dong mas !’ bentak seorang pemuda sambil membersihkan celananya yang terkena gelas. “Ini mepet-mepet mas, susah jalannya” sahut si petugas sambil mengambil gelas yang terjatuh, yang untungnya tidak pecah. Sesudah itu petugas itu berlalu, melanjutkan pekerjaannya mengantarkan minuman-minuman itu ke gerbong-gerbong. Tinggalah pemuda itu dengan celananya yang sedikit basah.
“Sialann !” umpatnya. “Maaf mas” katanya padaku. “Gak apa-apa” sahutku. Lalu aku berdiri, karena air teh yang terjatuh sudah mulai mengalir ke tempatku. Seorang ibu membuang keluar jendela es batu yang tadi jatuh “Ini ntar cair bikin basah disini” sambil melempar es itu keluar jendela.
Tak lama kemudian ada petugas yang membersihkan genangan air teh tadi. Kutunggu beberapa saat hingga mengering, baru aku duduk lagi. Aku melihat sekitarku, lorong-lorong digerbang restorasi telah penuh orang. Petugas-petugas harus berhati-hati berjalan. Membawa makanan dan minuman, mereka harus berjalan disekitar orang-orang yang dengan cueknya duduk dibawah sepertiku ini.
Selang beberapa saat petugas mulai memeriksa karcis. Satu persatu penumpang mengeluarkan karcisnya, termasuk aku. Seorang bapak terlihat menyodorkan uang 20 ribu. Ibu-ibu yang duduk dekatku sedang membuka tasnya dan mencari-cari sesuatu didalam. Dan kulihat uang 50 ribu dan ribuan-ribuan kecil lainnya. “Pasti nyari duit 20 ribu” pikirku. Ia berhenti mengaduk-aduk tasnya. Lalu menyerahkan uang 50 ribu itu ke petugas. Petugas itu hanya memberi kembalian 20 ribu. Aku tersenyum, “benar dugaanku”. Mereka kemudian seperti beradu mulut, mungkin ibu itu merasa uang kembaliannya kurang. Entahlah. Tak bisa kudengar pembicaraan mereka.
Ya, seperti itulah teknik “nembak” di kereta. Kita cukup membayar setengah harga. Petugas dan penumpang sama-sama tahu. Harusnya si penumpang di denda karena tidak membawa tiket. Tapi mereka sama-sama tahu “prosedur”-nya dan sama-sama merasa diuntungkan. Penumpang membayar murah walaupun duduk dibawah,si petugas mengantongi 20 ribu rupiah. Yang rugi ?. Tak ada. Itu korupsi atau bukan ya ?.
Aku kemudian duduk lagi. Melanjutkan tidurku yang tertunda.
Aku tiba-tiba terbangun. Leherku terasa pegal, mungkin karena aku tidur menunduk. Aku lihat jam di hpku. Jam 1/2 9. Berarti sejam lagi baru akan sampai di bandung. Aku pijat leherku, meregangkan otot-otot leherku yang tegang dan kaku. Terasa lebih enak setelah dipijat. Kemudian, aku tarikku ranselku, kuletakkan disampingku, lalu aku menyenderkan kepalaku ke tangan yang aku letakkan diatas tasku. Aku lanjutkan lagi tidurku.
Aku tak bisa tidur. Tanganku dan leherku terasa pegal. Jadi aku duduk saja, memandang di sekitarku. Ibu-ibu disebelahku dan pemuda yang celananya basah tadi terlihat berbicara serius. Sepertinya mereka membicarakan tentang bisnis. Ada samar-samar kudengar “barang Jepang”. “Beli di jepang lebih murah”. Tak kuhiraukan. Hanya asyik saja melihat mereka bertukar pikiran. Aku toh tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Seorang penumpang lain sibuk berbicara dengan petugas khusus kereta api.
Rata-rata penumpang sudah bangun dari tidurnya. Ada yang berdiri mengusir pegal, ada yang bersiap-siap untuk turun. Ada yag tetap asyik mengobrol. Seorang petugas khusus kereta api datang. Akhirnya petugas itu berbicara dengan ibu dan pemuda yang ada disebelahku. Aku hanya ikut mendengarkan saja. Si petugas bercerita tentang kehidupan sehari-harinya. Si ibu dan pemuda tadi sibuk bertanya. Tiba-tiba saja rasanya gerbong ini menjadi tempat mengobrol yang asik. Logat-logat dan bahasa sunda lebih banyak dipakai. Mungkin orang bandung banyak yang mudik hari jumat malam seperti ini.
..dan saat kulihat keluar, stasiun Bandung telah tampak. Seperti ribuan penumpang lainnya, ada kelegaan dan kesenangan akhirnya sampai di bandung. Mungkin ini adalah bagian dari rutinitas dan keseharian. Tapi selalu ada kebahagian ketika tiba di bandung.
Aku berjalan keluar dan menelpon temanku. Ternyata ia telah menunggu di depan stasiun.
Senang rasanya kembali ke bandung. Dan aku tahu 5 hari kedepan aku akan menikmati hari-hari indah di bandung, bersama teman, sahabat dan orang-orang yang dekat dihati.
p.s: harusnya ini diposting hari sabtu tgl 13 September 2003. Tapi karena komputer saya di bandung di”perkosa” sama anak2 bbv maka postingan baru dipost hari ini.
Leave a Reply