#BajakJKT 2015 : 21KM tengah malam

pic by endi hamid


tidak heran orang suka ikut race : euphoria lari bareng segitu banyak orang dan mendapatkan medali memang bikin ketagihan! 

beberapa bulan lalu, #thinkrunrds –group lari anak-anak di kantor suami– sudah berbondong-bondong untuk daftar #BajakJKT, event lari tahunan dari Nike Indonesia. saya sendiri di awal tidak begitu tertarik, karena ide membajak kota –dan itu adalah Jakarta yang macetnya ngaudzubillah– adalah suatu ide yang buruk. tanpa dibajak saja, jalanan di Jakarta seringkali mengundang caci maki, apalagi ini ditambah para pelari. duh, ngga deh.

sepertinya karena belajar dari tahun kemarin yang penuh dengan protes dan segala sumpah serapah, Nike Indonesia kali ini memilih mengadakan event #BajakJKT tengah malam, dan hanya ada 1 kategori yakni 21Km. Half Marathon tengah malam, sodara-sodara! dan itulah 2 alasan yang akhirnya membuat saya daftar susulan kemudian.

race kedua yang saya daftar sendiri, setelah bali marathon yang gagal. 2 race sebelum ini statusnya adalah gantiin teman, hahaha. saya pikir kalau saya latihan sebelumnya, pasti bisa lebih baik dari JakMar dimana Half Mar berhasil finish dengan pace 7’29 menit/km. jadilah akhirnya mengambil 4 weeks training for beginner ini.

http://womensrunning.competitor.com/2015/09/training-tips/run-a-half-marathon-in-4-weeks-with-our-beginner-plan_46463

tapi, baru jalan 2 minggu, lutut udah kerasa ngga enak, kayaknya karena overtrained. sebenarnya porsi latihan itu dibuat dengan penelitian dan riset agar pas, tapi karena dimana harusnya saya jalan saya ganti lari, jadilah lutut yang ngga bisa kompromi. setelah 2 minggu itu saya pasrah saja lah, mengurangi intensitas lari. ditambah seminggu sebelum race, kondisi kesehatan malah ngedrop. ngga cuman flu, tapi 3 hari harus bertahan dengan migren yang kayaknya terakhir mengalami ada kali 1-2 tahun lalu. 

hari H pun dijalani dengan pasrah, target diubah. ngga lagi lebih cepat dari JakMar, tapi diganti menjadi : yang penting ikutan. 

untuk yang biasa lari pagi hari, lari malam –apalagi tengah malam–, berasa sekali bedanya. 

pertama pastinya dari kondisi badan. lari malam itu dilakukan setelah tubuh beraktivitas seharian, jadi bukannya segar kadang yang ada malah tubuh cuman punya sisa-sisa tenaga. plus saya punya sedikit trauma. entah kenapa perut saya sering kembung kalau malam, jadi kalau harus lari errrr…ngga enak banget deh. 

kedua soal cuaca. angin di malam hari biasanya lebih kencang dari pagi hari, dengan udara yang lebih dingin. karena itu buat saya lari malam lebih beresiko masuk angin. dan tingginya karbondioksida yang dilepaskan tanaman di malam hari malah seringkali membuat nafas ketika lari malam lebih berat dari lari pagi. 
Jadi, bagaimana #BajakJkt kemarin? 

jarak 21K dan tengah malam sepertinya membuat peserta #BajakJT kali ini jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. yang ikut hanya pelari serius, atau pelari yang kurang kerjaan dan ngga malam mingguan. :)))

start dari senayan,  dengan pemberitahuan beberapa jalan yang dilewati akan ditutup. jadi yaaa, ngga bena-benar membajak kota. tapi pas pelaksanaan, kayaknya ngga semua jalan ditutup. bahkan di area senayan, Jln. Asia-Afrika, kendaraan masih jalan dan kami berlari di antara asap knalpot. di area ini tenaga para pelari masih gede ya, jadi kalau ada yang meneriaki, masih bisa balas. saya sendiri milih melipir dan pura-pura ngga denger. yaaaa, memang gengges sih kalau perjalanan kita terganggu sama event-event lari macam gini, jadi saya paham lah perasaan yang lagi di atas kendaraan itu. 

rute dari senayan, ke sudirman, lanjut kuningan, lalu ke karet, casablanka (atau kebalik ya? :D) , dan balik senayan . ngga lihat ada penutupan jalan, hanya penyetopan di persimpangan. selebihnya pelari mendapatkan space di bahu jalan. fair enough , eh? tapi ya tetep sih ada saya yang kesel dan memaki-maki. 

saya sendiri selalu ingat postingan dita ketika dia bertemu dengan NY marathoner, “runners are the best people. they are kind, polite and encouraging.” 

jadi meski tidak semua seperti itu, tapi saya pribadi ingin menjadi seperti itu. alih-alih meminta untuk diistimewakan, tak ada salahnya kok mengalah dengan pengguna jalan lainnya. lagipula, buat apa berlari kalau ternyata menyusahkan? 

Nike Indonesia sendiri sepertinya membuat banyak perbaikan di sana-sini sehingga event #BajakJKT kali ini menyenangkan buat pelari dan tidak terlalu menyusahkan buat yang lainnya (dibanding event tahun kemarin). hujan sebelum lari juga membuat udara lebih segar karena polusi berkurang. sudah deg-degan kalau hujan akan berlangsung lebih lama karena kondisi badan yang demikian, tapi syukurlah hujan langsung berhenti ketika lari dimulai. 

saya sendiri lebih banyak jalan setelah KM 12. antara dehidrasi, perut yang kembung dan plantar yang mulai berasa sakit, membuat target lari diubah lagi : jangan sampai cidera. 

plantar nyeri ini kayaknya karena sepatu yang saya pakai. mizuno wave sayonara 2 alasnya memang tidak terlalu empuk, jadi masih banyak rongga yang kalau dipakai lari jarak panjang, berasa sekali celah ini lama-kelamaan menyakitkan. jadi setiap kali plantar mulai nyeri, saya jalan kaki. dan kayaknya banyakan jalan kaki. saat-saat terakhir dibarengin dengan #RunnerMDN yang saling menyemangati begitu finish kurang 2km lagi. itulah momen yang menyenangkan dari long run, kita merasakan empati pada orang-orang yang senasib sepenanggunan lalu kita saling memberi semangat dan penghiburan. hahaha.

oya, #BajakJKT kemarin adalah race pertama dengan suami. hohoho..semoga kita bisa terus lari sampai tua ya! biasanya race sendiri, finish sendiri. ternyata menyenangkan juga bisa race dengan banyak teman. meski larinya ngga barengan, tapi start dan finish tidak sendirian itu lebih asyik! 

jadi, berapa pace #BajakJkt saya kemarin? 9’04menit/km! buruk! tapi bahagia! hahaha! 



Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *