Mengarungi lautan ?. Hal itu pernah kulakukan beberapa kali pada kisaran tahun 2000-2001 ketika kerja di sebuah kapal pesiar cruise bernama Quicksilver Cruise. Sebuah kapal bermesinkan hydrofoil yang melayani rute wisata Tanjung Benoa – P. Nusa Penida. Tapi kemarin, 23-25 Juli 2010 adalah pertama kali bagiku rasakan kapal layar milik pelanggan BOC, Bapak Andi Herman pemilik PT. Lombok Tropic Holidays Indonesia yang berbasis di Lombok, NTB.
Nama kapal layar itu adalah Sojourn. Sebuah kapal layar 4 tiang yang menggunakan 2 sistem penggerak, yaitu menggunakan layar dan mesin diesel. Mesin akan dihidupkan untuk keadaan tertentu saja, misal untuk berlabuh atau kondisi angin laut yang minim untuk pelayaran. Kapal ini mempunyai panjang 23 meter dan lebar 5 meter. Cocok untuk pelayaran grup yang terdiri 8 – 20 orang.
Dalam dek, tersedia 5 kabin yang berisi 8 tempat tidur ber AC. Ada 2 toilet yang dilengkapi air panas dingin, mini bar, tempat memasak, freezer dan kulkas, living room dan fasilitas keamanan laut seperti jaket pelampung.
Atas undangan dari pelanggan tersebut, timku di Bali Orange Communications sontak kegirangan untuk rasakan kesempatan yang boleh dibilang langka dan rasakan hal baru, yaitu berlayar. Rute pelayaran yang ditawarkan adalah berangkat dari Pelabuhan Benoa, Bali menuju kawasan Pulau Gili (Gili Trawangan, Meno dan Air). Berlanjut ke teluk Mentigi, Pulau Gili Nanggu dan berakhir di teluk Senggigi.
Pada awal keberangkatan, kapal itu masih menggunakan mesin untuk berlayar. Aku suka sekali dengan raungan mesin nya. Mengingatkanku akan deru raungan mesin bis. Persis dah. Kemudian selepas dari Pulau Nusa Lembongan, kapal tersebut beralih menggunakan layar sebagai penggeraknya. 3 layar besar terbentang menghadang angin laut dan mampu melajukan kapal sampai kecepatan 7 knots. Lumayan cepat untuk sebuah kapal layar.
Menurut cerita, kapal layar Sojourn ini dulunya pernah ikut perlombaan Arung Samudera Indonesia (tahun 1995), dan berhasil menyabet juara 2 karena kecepatannya masuk finish terlebih dulu dari kapal peserta lainnya.
Selama pelayaran berlangsung, kita menikmati segala suasana alam lautan diatas dek kapal. Sudah tersedia kursi malas disana, terbentang dalam luasnya dek kapal. Yang menjadi tantangan, aku melihat satu persatu dan bahkan mayoritas penumpang kapal pada muntah, alias mabuk laut. Syukur, meski sempat sekuat tenaga menahan rasa pusing dan mual, aku akhirnya lolos tidak muntah. Kalau dipikir, kuncinya adalah menikmati dan mengikuti ritme ayunan yang terjadi dalam kapal. Arahkan pikiran tidak pada perjalanan kapal, tapi lebih kepada menikmati keindahan alam disekeliling kapal, yaitu laut dan pulau-pulau yang terlihat. Kunci sukses lainnya, seperti kata Bapak Andi Herman adalah dengan makan atau menikmati cemilan dan minuman selama pelayaran. Ya, aku lakukan itu hehehe. Nyemil stik balado, kacang, dan berkaleng-kaleng minuman bersoda tidak lepas dari tanganku.
Kami berangkat dari Pelabuhan Benoa pukul 3 sore dan bersandar di pulau Gili Air pada kisaran pukul 2 dinihari. Beberapa jam kemudian, matahari terbit menghiasi suasana pagi di pulau itu. Aktivitas berlanjut dengan berenang sambil menikmati cemilan kentang goreng hmm yummy, memancing dan berkunjung ke Pulau Gili Air.
Perjalanan lanjut ke teluk Mentigi dan ke Pulau Gili Nanggu. Sebuah pulau kosong berpasir putih yang cukup eksotik di provinsi Nusa Tenggara Barat. Jika mau, sebenarnya kita bisa bermalam disana dan menggelar acara bakar-bakar ikan sambil menikmati bintang-bintang di langit penyangga bumi. Setelah itu, kita balik ke Senggigi dan melakukan city tour ke kota Mataram sambil berkuliner ria rasakan Sate Rembiga dan Sate Bulayak.
Hebatnya lagi, selama pelayaran berlangsung, aku masih bisa terkoneksi ke duniaku, yaitu internet. Luar biasa. Menggunakan modem wireless berkekuatan sinyal salah satu penyedia GSM, aku bisa berbalas email, chat di Yahoo Messanger, cek web server, terima orderan domain name dan web hosting, maen FB, dll yang berbau internet. Wow.
Sebuah pengalaman yang tidak akan pernah lupa dalam sejarah hidup ini. Hidup di dunia ini cuma sekali. Memperbanyak pengalaman dan mencoba hal-hal baru adalah bagian dari menikmati hidup. Oke, ingin sekali merasakan keindahan Indonesia lainnya dan belahan dunia lainnya. Semoga terwujud. Amin.
Leave a Reply