“Beri Paku Mertuamu”, Goda Ayahku.

Hari ini aku bangun agak pagi, segar rasanya menghirup udara sejuk Desa Kemenuh. Selain sejuknya udara pagi, sesekali wangi bunga kopi ikut masuk ke indra penciumanku. Ah..sudah lama aku tidak merasakan lagi romansa ini. Bangun tidur beralaskan kasur kapuk lapuk, ditemani suara ayam dan bebek yang lewat di pematang dekat rumah. ya, aku sedang menceritakan tentang suasana pagi di kemenuh, sebuah desa yang menemani aku tumbuh dewasa. Tapi yang aku ceritakan selanjutnya bukan tentang kemenuh, tapi tentang rasa jenuh akibat omelan ibuku sembari menggiring pagi. ya seperti biasa……

Untuk kesekian kalinya, dari sejak duduk di bangku SMA hingga kuliah saat ini, ibuku ga pernah lowbat ato no signal dalam upaya gerakan massal “AYO MEMASAK!”. Aku dan kakakku setiap minggunya punya jadwal khusus untuk memasak bersama ibu atau sekedar menemani. Okey, bisa dibilang kakakku mampu lulus dengan nilai A. Walaupun ga berani nyentuh bawang merah, tapi dia sangat pintar berkreasi dengan bumbu-bumbuan. Masakannya unik dan menarik, lulus lah jika dimasukan ke kategori ‘masakan perempuan’.

Nah, lain kakak ku lain pula aku. Saat masuk dapur aku lebih suka bereksperimen dengan bumbu yang ada. ini kumasukan, itu ku campurkan. Bahkan sampai aku sendiripun ga tahu rasa masakanku harus didefinisikan dengan kata apa. mungkin selain gaya menulis, gaya memasak kupun bisa digolongkan kedalam katagori “Abstrak”.

Ada pula cerita lain, saat masak di kost’an bareng @xtha_lita beberapa tahun yang lalu, aku malah membuatnya kena diare berkepanjangan. Hingga saat ini kalo aku masak di Kost’an dia hanya senyum-senyum dan berupaya mengalihkan pembicaraan agar aku ga memintanya untuk mencicipi masakanku. Sungguh malang, mau dibawa kemana masa depan Farah Quin selanjutnya… *Ngook 0_o

Baiklah, untuk menjawab tantangan masak hari ini, aku mengeluarkan jurus andalanku. “Tumis Paku”. Sebenarnya aku memiliki special skill dalam urusan tumis menumis. Kangkung, bayam, buncis semua tertumis di tanganku. Brebes! dan untuk tumis paku ini, aku memang juaranya! *HAHAHAHA….. #ketawasetan

Tugasku memasak masih dalam pengawasan ketat ibuku yang tampaknya sibuk juga menata beberapa sesaji untuk dibawa ke Pura malam ini (Pagerwesi). Tapi demi keselamatan bersama ibuku rela mondar mandir dari bale dangin (bagian rumah tempat menata sesaji) menuju dapur hanya untuk mengawasi perbuatanku. MEMASAK!. Awalnya ga ada masalah, aku menggoreng tahu dengan sukses, *HAHAHAHA…. (setidaknya saat menikah nanti, tahu goreng akan jadi menu utama setiap hari)

masakan ini bernama "tahu rasa" nikmati sensasinya, rasakan akibatnya! XD

lanjut sesi yang kedua, masakan pemungkas “tumis paku”. Awalnya aku pilih dulu paku yang muda dan kemudian aku patahkan menajdi bagian yang lebih kecil lalu dicuci dengan air deterjen sampai bersih. Setelah itu aku menyiapkan bumbu paling sederhana (Bawang merah, bawang putih, cabai, dan garam). Tunggu minyak panas, reng..goreng takyee… ^^b

ramuan ajaib untuk masakan ajiiib :9

selang beberapa menit, masakanku jadilah sudah. heemmm aromanya dahsyat :9 , bikin yang ga lapar tiba-tiba jadi busung lapar (karena ogah makan masakanku, mending kelaparan -__-’). Sok berkreasi akupun menambahkan sedikit mie biar ada warna yang beda diantara hehijauan yang terbentang di penggorengan.

Kesuksesan dari sebuah proses memasak adalah ada orang yang mau makan, yuph akhirnya babe lapar juga. Sambil membersihkan ruang tamu, aku menguping pembicaraan babe dan ibuku. “hwalah, si doi masak paku lagi? makan paku terus tiap hari mertuanya”. Ibuku hanya membalas senyum dan dalam senyumnya aku dapat membaca “dia itu koki terbaik yang pernah ada di rumah ini” hahahaha…kalau untuk statment yang terakhir ini sih dari aku ya bukan dari ibuku :P .. *ngarep

"oseng-oseng paku iseng"

sayuran pamungkas *terrooooreeeroonng… "Tumis Paku" *hati2karatan

Well, hari ini lengkap sudah kelas latihan masak memasak bersama Chef Doi. Intinya tetaplah percaya diri dengan kemampuan memasakmu, kembangkanlah selalu ide-ide kreatif dalam mengolahnya dan jangan lupa paksalah orang-orang terdekat untuk mencicipi hasil masakanmu. karena kesuksesan dari memasak adalah ada orang yang mau makan.

Welcome to reality, mohon dibantu dengan doa yakh *prook *prook *prook… semoga mertua saya kelak suka makan paku.

(maksudnya ngemil paku pines, ngunyah beling,,kuda lumping doonk!! -___-” *plak!)

jrenk,,jrenk,,jrenk,,makanan sudah siap, sedikit dimodifikasi biar lebih mantaph! jangan lupa dihidangkan dengan sambal Gianyar :9

*UPDATE INFO:
aku cek jam 18.50 Wita, di dapur :’)

ternyata 'tahu rasa' dan 'oseng-oseng paku iseng' habis sudah, :') #sesuatuk


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *